Wahyuni Nurlina Sari, ya itulah nama yang sampai saat ini
melekat pada diri saya. Kenapa saya bilang begitu ? karena dahulunya nama yang
diberikan oleh orang tua saya ketika lahir adalah Wahyuni Afrianti, karena
Afrianti adalah gabungan dari nama Ayah dan Ibu saya, yaitu Afrianto dan
Afriani. Kata ibu saya nama saya yang sekarang ini adalah permintaan saya
sendiri karena setelah saya pulang bermain, tiba-tiba saya ingin menukar nama
saya, dan jika tidak saya tidak ingin masuk sekolah. Nah dulunya saya sempat
dilema semenjak saya mengetahui bahwa nama pertama saya itu adalah gabungan
dari nama Ibu dan Ayah saya saya kecewa kepada diri saya sendiri, “kenapa kok
saya bisa merubah nama saya”? saya sangat benci nama Nurlina Sari itu dulunya
ketika itu. Lalu saya menangis didalam kamar sampai dalam waktu yang panjang
saya menyesali perbuatan yang saya lakukan dahulu itu walaupun saya tidak
mengingat apa iya saya yang meminta begitu ? tahun demi tahun berlalu sampai
akhirnya saya bisa menerima dan mencintai nama saya sekitar kelas 3 SMK. Yaaah,
waktu yang cukup lama untuk move on dari kenanagan masa lalu saya.
Saya lahir tepat pada hari Kamis, Malam Jumat Pada Pukul
00:00 di tanggal 10 Juni 1999. Tapi saya juga rada aneh. Kenapa begitu ? saya
lahir dihari kamis 10 Juni, malam jum’at tanggal 11 Juni tepat pada pukul 00:00
aturannya kan sudah masuk tanggal 11 juni tetapi diakte saya tetap lahir
tanggal 10 juni. Nah, saya bingung lalu bertanya kepada ibu saya, “Ibu, diakte
saya tidak dibuat tanggal 11 saja karna kan saya lahir sudah pas jam 12 malam,
kalau di hp itukan sudah berganti hari dan berganti tanggal”. Lalu ibu saya
menjawab “karna masih tepat jam 12 malam, kalau sudah berlebih satu menit atau
lebih baru tanggal 11” jawab ibu saya. Mendengar penjelasan ibu saya begitu yah
sudah no problem bagi saya, mau itu tanggal 10 atau 11 juni karna juga
sama-sama dibulan Juni. Dan Karna itulah ibu saya memberi nama Wahyuni. Wahyu
itu artinya petunjuk dan Ni artinya singkatan dari Juni, jadi kata ibu saya
nama depan saya berarti pentunjuk di bulan Juni.
Saya adalah anak pertama dari 3 Bersaudara, dan jarak kami
lumayan jauh-jauh. Saya dan adik pertama saya berjarak 6 tahun, dan dengan adik
kedua saya berjarak 16 tahun,sedangkan adik pertama saya dengan adik kedua saya
berjarak 10 tahun. Saya adalah anak perempuan satu-satunya dari orang tua saya,
kedua adik saya berjenis kelamin laki-laki. Adik pertama saya lahir pada
tanggal 11 Januari 2005, yang diberi nama Muhammad Hazaki, tetapi dulunya bukan
Hazaki tetapi Razaki yang artinya dalam bahasa Minang adalah rezeki. Kenapa
begitu? Karna dahulunya ketika ibu saya pertama kali hamil ayah saya dan paman
saya serta sangat menginginkan bayi yang ada didalam kandungan ibu saya itu
berjenis kelamin laki-laki bahkan paman saya selalu menuruti permintaan ibu
saya ketika sedang mengandung saya dan ayah saya juga begitu, lalu ketika saya
lahir ternyata yang lahir perempuan dan syukur Alhamdulillah saya keluarga saya
juga tidak kecewa dan sangat menyayangi saya. Oleh karna itulah ketika adik
laki-laki saya yang pertama lahir ayah saya begitu sangat-sangat-sangat senang.J Lalu
diberikanlah nama Razaki tersebut karena kebetulan ayah saya juga berdarah
Minang, tetapi ibu saya menolaknya dan mengganti nama kata ra dengan kata ha
dan jadilah nama adik pertama saya M. Hazaki. Adik laki-laki pertama saya ini
sekarang berusia 13 Tahun, dan sekarang duduk dibangku MTS kelas 2 MTS Darul
Falah Salo.
Adik kedua saya lahir tepat pada tanggal 27 Mei 2015, yang
diberi nama Muhammad Rafa Azka Putra. Pada saat ini masih berusia 3 tahun. Saya
sangat menyayangi adik-adik saya. Dan saya sendiri dahulunya pertama kali masuk
sekolah pada Usia 5 tahun di TK. Darul Falah Salo. Di TK inilah saya pertama kali
merasakan pendidikan, ya pendidikan sambil bermain. Ketika bersekolah ditaman
kanak-kanak ini saya mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru-guru
saya terutama dari kepala sekolahnya. Saya dari keluarga yang tidak tergolong
kaya raya dan juga teman-teman saya yang tidak tergolong kaya raya tidak begitu
diperdulikan. Berbeda dengan teman saya yang orang kaya, selau dibela dan
perhatikan sedangkan kami yang dari status ekonomi pas-pasan tidak
diperhatikan. Bahkan setelah lulus TK pun saya masih bisa dikatakan buta huruf,
tidak mengenal huruf, tidak bisa membaca dan memegang pensil pun tidak tepat.
Sampai akhirnya ibu saya sangat menyesal memasukkan saya ke TK itu.
Ketika sudah lulus dari TK saya melanjutkan ke jenjang
pendidikan Sekolah Dasar, di SD Negeri 001 Salo. Dahulu nya SD itu terbagi 2
yaitu SDN 043 Salo yang sekolahnya tidak begitu mahal, dan SDN 008 Salo yang
rata-rata orang kaya. Lalu ibu saya memasukkan saya ke SDN 043 tersebut dan 1
minggu saya sekolah disana saya selalu berdiri ketika disuruh membaca saya
tidak bisa membaca padahal saya sudah TK dan anak yang tidak TK lebih lancar
membaca dari pada saya. Lalu guru kelas saya membicarakan hal ini kepada ibu
saya, tentu hati ibu saya menjadi sedih dan memasukkan saya les membaca. Dan alhamdulillah
1 minggu berlalu les membaca saya lancar membaca, bahkan lebih lancar dari
teman lainnya. Syukur alhamdulillah.
Ketika 1 semester berlalu terjadilah penyatuan sekolah antara
SDN 043 dan SDN 008 Salo menjadi 1 yaitu menjadi SDN 008 Salo. Kami yang dari
SDN 043 dijadikan menjadikan kelas 1C. Sungguh miris nasib kami seperti
dikucilkan disini. Kenapa enggak? Ibaratnya 1C adalah kelas paling bodoh.
Tetapi setelah naik kelas 2 kami disaring dengan nilai yang tinggi-tinggi ke
kelas 2A dan yang menengah kebawah dikelas 2B. Dan Syukur Alhamdulillah saya
terpilih dikelas 2A. Sungguh disini hati saya sangat senang karna tidak semua
orang bisa masuk ke kelas 2A, tetapi disisi lain hati ibu saya sangat sedih
karna difikiran ibu saya saingan saya sangat-sangat hebat dan dari sinilah saya
mulai mendapatkan didikan keras tapi hasilnya sampai saat ini alhamdulillah
saya rasakan. Ibu saya memaksa saya untuk menghafal kali-kali dimalam hari
karena ketika masuk kelas guru kelas memberikan soal perkalian dan yang tidak
bisa menjawab tidak bisa masuk kelas. Dihukum mengambil sampah dan mencabut
rumput. Ketika ibu saya mendidik saya dengan begitu kerasnya saya sampai
mengira bahwa ibi saya sudah tidak menyayangi saya lagi, karna jika saya tidak
bisa menghafal perkalian 1-5 saya tidak akan boleh tidur, dan syukur
alhamdulillah lagi saya bisa menghafal perkalian tersebut dan menjawab
pertanyaan dari ibu saya.
Keesokan harinya seperti biasa sebelum masuk kelas guru kelas
kami memberikan soalan menghafal perkalian. Dan tepat saat itu guru kelas
memberikan soalan perkalian 4. Yaitu 4 x 6 dan teman saya satupun tidak
mengetahui jawabannya. Lalu saya mengangkat tangan saya dan menjawab pertanyaan
tersebut dan akhirnya saya menjadi orang pertama masuk kelas. Setelah naik
kelas 6 sekolah SD kami berubah menjadi sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional, dan pada waktu itulah berubah nama menjadi RSDBI 001 Salo, dan
saya sangat senang bisa tamat dari Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional ini
karrna alat-alatnya cukup lebih lengkap dan canggih dari SD biasa pada umumnya,
dan sekarang SD tersebut sudah menjadi SD biasa karna tidak diperbolehkannya
RSBI itu.
Tamat dari SD saya melanjutkan sekolah saya di SMPN 1 Salo.
Tetapi dahulu nya saya sangat menginginkan masuk Pondok Pesantren As-Salam Naga
Beralih karna saya ingin memperdalam ilmu agama saya, karna ilmu agama saya
hanya sebatas di Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Falah Salo. Dan motivasi saya
masuk Pondok Pesantren adalah karena selama bersekolah di MDA saya selau mendapatkan
nilai bagus dan peringkat. Terakhir saya mendapatkan peringkat 4. Tetapi
kemauan saya ditolak orang tua saya karena orang tua saya mendengarkan cerita
temannya, “nggak usah masukkan pesanten, smp saja, anak gads kita Cuma satu
ini. Kita nggak bisa jauh dari mereka, emangnya kamu mau jauh dari anak gadis
kamu dan tidak bisa melihatnya tumbuh” dan karna itulah ibu saya berubah
fikiran dan tidak mengizinkan saya masuk PonPes.
Waktu demi waktu berlalu saya menyelesaikan sekolah saya di
SMP 1 Salo dan melanjutkannya di SMK N 1 Bangkinang Kota jursan Teknik
Elektronika dan sekarang namanya berubah menjadi Teknik Audio Video. Sebelum
masuk ke smk saya dahulu pengen masuk ke SMK Kehutanan Pekanbaru, dan ibu saya
mengizinkan saya tetapi karna kendala formulir nya habis saya mengurungkan niat
saya dan mendaftar di SMK 1 Bangkinang Kota dan kebetulan pada zaman saya
menjadi SMK terfavorit. Saya tidak mempunyai minat sedikitpun untuk melanjutkan
ke jenjang SMA, karena saya lebih mencintai tantangan dari pada hanya belajar
dan belajar saja seperti anak SMA, kalau anak SMK kan enak semua alat-alat yang
kita tidak tau menjadi tahu, dan hal-hal yang menantang ya ketika praktek. Nah
hal-hal baru seperti inilah yang saya sukai. Saya tidak menyukai hal-hal yang
bermanja-manja karena saya paling tidak suka dengan orang yang manja dan serba
tidak bisa. Kata orang wanita itu lemah tap bagi saya tidak. Laki-laki bisa
membuat robot kenapa saya tidak ? lagian sama-sama makan nasi. Dan saya sangat
mencintai jurusan saya ini. Dan ketika tiba waktu saya harus melanjutkan ke
perguruan tinggi saya disini cukup bimbang karena jujur saja saya tidak
menyukai PGSD dan tidak bisa mendidik anak SD yang masih harus dengan hati-hati
kita mendidiknya. Saya dulunya ingin mrnjadi guru kalau tidak guru SMP ya jadi
guru SMA. Tetapi karena saya begitu mencintai dunia teknik saya memutuskan
untuk melanjutkan ke Universitas Negeri Padang jurusan S1 Teknik Elektronika
seperti jurusan saya di SMK. Tetapi malang, lagi-lagi saya tidak diizinkan
merantau Kepadang oleh Ibu saya yang sangat menyayangi saya. Lalu saya putuskan
untuk melnjutkab S1 Pendidikan Agama Islam Di UIN Suska Riau tetapi hal yang
sama terjadi orang tua saya juga tidak memberikan izin walau hanya di
Pekanbaru, karena dulunya ketika magang diPekanbaru penyakit saya pernah kambuh
dan itu yang menjadi pertimbangan orang tua saya, saya pernah pingsan dan
dilarikan kerumah sekit pada april 2017 karena terserang Tifus dan Amandal yang
sudah Infeksi. Itu semua karna kecintaan saya yang teramat sangat terhadap ES
dan Coklat.
Dan tibalah jalan satunya-satunya saya ingin berkuliah di
Universitas Pahlawan tetapi saya tidak juga melirik jurusan PGSD tetapi saya
ingi masuk kejurusan kebidanan atau keperawatan. Tetapi sebelum teman saya
membuka pikiran saya “ jangan ikut-ikut orang, kamu kan takut darah bukannya
merawat orang malah bisa-bisa kamu yang dirawat: lalu saya juga terpikir begitu
karena saya juga sangat takut dengan yang namanya darah. Pernah suatu hari adik
saya mimisan sangat deras, lalu saya mencoba membuang rasa takut ini jauh-jauh
tetapi sayang, tiba-tiba kepala saya pusing dan akhirnya saya yang tidak
sadarkan diri.
Lalu ketika saya memutuskan tetap ingin kuliah di UP, saya
teringat pesan seorang guru jurusan saya “ kalau wanita itu lebih baik jadi
seorang guru karena seorang guru itu jadwalnya sudah tertentu dan mempunyai
waktu lebi banyak mengurus keluarga. Karena seorang guru jika tanggal merah
akan libur dan bisa memberikan waktunya untuk keluarganya. Tetapi jika misalnya
seorang perawat ,isalnya, ada shift malamnya dan itu jadwalnya tidak menentu
dan banyak juga yang kekurangan waktu dengan keluarganya. Dan Alhamdulillah
setelah mendaftar jurusan PGSD saya memantapkan hati saya untuk mencintai
jurusan saya ini dan saya juga ingin mendidik adik saya yang kedua yang saat
ini masih berusia 3 tahun supaya menjadi orang yang berguna bagi msyarakat,
bangsa, agama dan negara. Dan saya ingin mendidik adik saya seperti orang tua
saya mendidik saya, karena sekarang orang tua saya sudah capek bekerja dan
tidak lagi memberikan didikan seperti saya kepada adik saya yang pertama
sehingga yaa begitulah, dan adik saya yang kedua ini saya ingin ketika dia
bersekolah menjadi orang yang bisa berguna bagi teman-temannya dan membanggakan
orang tua , dan apalagi jika saya berhasil mendidiknya.
Post A Comment:
0 comments: